Trending Topik

MEMBERITAKAN SITUASI DAN KONDISI TENTANG SELUK BELUK KEJADIAN DI DUNIA DAN DI INDONESIA KHUSUSNYA HOME I INTERNATIONAL I INDONESIA I BALI I KUTSEL I KUTUH BALI I WISATA KULINER I TORPEDO MEMBERITAKAN SITUASI DAN KONDISI TENTANG SELUK BELUK KEJADIAN DI DUNIA DAN DI INDONESIA KHUSUSNYA HOME I INTERNATIONAL I INDONESIA I BALI I KUTSEL I KUTUH BALI I WISATA KULINER I TORPEDO
2NoPost...Menyajikan artikel-artikel yang terkini dan TERPOPULER... tentang berita-berita yang ada di mancanegara pada umumnya dan di Indonesia khususnya, yang sangat menarik untuk anda baca...........!!!
Latest Post

Pantai Pandawa, Terkenal Gara-gara FTV

 tebing kabur pantai pandawaPandawa Beach memang terdengar asing bagi Anda yang jarang bepergian. Apalagi jika belum pernah ke Bali sama sekali, mungkin yang Anda kenal adalah Kuta, Sanur, dan danau Batur. Tahukah Anda bahwa Pantai Pandawa adalah salah satu tujuan wisata di Bali yang sedang naik daun? Dulu memang pantai ini sepi pengunjung dan berkesan angker. Namun konon kabarnya, gara-gara sebuah sinetron sering rekaman di Pantai Pandawa, pantai tersebut mendadak ramai dikunjungi. Penasaran kan?
Baru-baru ini, Bali membuka destinasi wisata baru yaitu Pantai Pandawa. Letaknya di desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan , Kabupaten Badung. Jaraknya sekitar 3 km dari Nusa Dua dan dan Pura Uluwatu. Dulunya Pantai Pandawa dikenal sebagai Secret Beach, hal ini dikarenakan lokasi pantai tersembunyi dibalik deretan bukit batu yang hanya ditumbuhi semak-belukar. Secret Beach, menurut beberapa warga Desa Kutuh sudah lama dikenal. Namun sayang akses menuju lokasi tergolong sulit alias masih terisolasi. Hal itu membuat Pantai Pandawa sepi pengunjung. Kalaupun ada, kebanyakan mereka adalah para peselancar asing dan domestik yang yang sudah bosan dengan pantai lain. Melihat potensi yang ada, Pemkab Badung menyadari potensi wisata Pantai Pandawa. Dan, saat ini akses menuju kesana semakin mudah untuk dilalui kendaraan.
Nama Pantai Pandawa tidak lepas kaitannya dengan lima patung Pandawa di sisi bukit. Ya, pandawa adalah nama tokoh dalam cerita wayang mahabarata. Selain patung-patung yang unik untuk wisata pantai,Pantai Pandawa menyajikan pemandangan yang tak membosankan. Di kawasan menuju pantai, anda disuguhi indahnya pemandangan tebing dipapas tegak, sebagian berundak, di kanan-kiri jalan. Sekitar 1,5 km jalan menuju pantai ini dipagari tebing-tebing kapur yang menjulang tinggi.
patung pantai pandawa
Jalan dengan pemandangan tebing kapur tersebut memang sengaja dibuat dengan membelah bukit-bukit kapur yang ada di Desa Kutuh, mirip bukit kapur yang dibelah di Garuda Wisnu Kencana (GWK). Semakin dekat ke pantai, anda akan menemui lubang dan ukiran indah pada tebing-tebing kapur tersebut. Di lubang-lubang itulah patung kelima tokoh Pandawa berada. Mereka adalah Yudhistira (Puntadewa), Bima (Werkudara), Arjuna (Janaka), Nakula, dan Sadewa.
Pantai Pandawa memang romantis. Mungkin kurang cocok bagi yang suka petualang. Pantai Pandawa berpasir putih bersih, airnya berwarna hijau kebiruan, lazimnya pantai di kawasan bukit. Suasanaya sepi dan tenang, sangat romantis. Makanya tidak heran jika sinetron FTV beberapa kali mengambil shooting di sana.
Lokasi Patung Pandawa
Bagi Anda yang suka mandi di laut, pantai Pandawa memang pas. Dasarnya tidak terjal dan ombaknya tidak menakutkan karena sudah pecah di tengah laut. Pasir lembut di bibir pantai membuat siapapun akan betah bermain pasir. Lagi-lagi soal romantisme, pantai Pandawa berada di sisi timur Pulau Bali, oleh karenanya anda bisa menikmati matahari terbit (sun rise) di Pantai Pandawa.
Pesona wisata lainnya di Pantai Pandawa adalah aktivitas para petani rumput laut di sepanjang bibir pantai. Ada juga olahraga adrenalin seperti paralayang dan motor trail diatas bukit. Ada bonus jika anda berkunjung ke Pantai Pandawa. Lokasi pantai Pandawa berada dalam satu deretan dengan Pantai Gunung Payung, Desa Kutuh. Oleh karenanya anda bisa juga menikmati  indahnya pemandangan Air Terjun Pantai Gunung Payung yang tumpah ke pantai. Mau ke Bali? ya ke Pantai Pandawa.


Sumber: http://obyekwisataindonesia.com

Panorama Pandawa Beach Kutuh Bali

 Tebing-tebing kapur di Pantai Pandawa
Pandawa Beach, Bagi Anda yang sering berlibur ke Bali, mungkin sudah bosan dengan pantai yang itu-itu saja (Kuta, Sanur, Dreamland, dll). Jangan khawatir! Bukan Bali namanya kalau tidak bisa “membuat” tempat baru untuk menarik kunjungan wisatawan. Baru-baru ini, Bali membuka pantai baru, namanya Pantai Pandawa. Dulunya Pantai yang letaknya tersembunyi di Kawasan Bukit ini mulai ramai dikunjungi wisatawan karena panorama alamnya yang eksotis. 
 Saya sendiri, menemukan Pantai Pandawa secara tidak sengaja. Sepulang dari mengantar teman ke Pantai Green Bowl (yang berada tak jauh dari Pantai Pandawa) di awal September 2012, saya melihat penunjuk arah bertuliskan Pandawa Beach. Sebenarnya saya penasaran ingin mengunjungi pantai tersebut. Namun, saya mengurungkan niat saya karena hari sudah sore. Selain itu, saya juga sudah lumayan capek naik turun tangga di Pantai Green Bowl yang jumlahnya ratusan. Makanya ,saya mengagendakan kunjungan ke Pantai Pandawa lain kali saja.
 Jalan menuju Pantai Pandawa
Akhirnya, di penghujung bulan September, saya berkesempatan untuk mengunjungi Pantai Pandawa. Bersama teman, saya menyambangi Pantai Pandawa setelah sebelumnya menjelajahi Pantai Gunung Payung yang berada di tak jauh dari pantai tersebut. Pantai Pandawa memang berada di Kawasan Bukit, satu kompleks dengan Pantai Green Bowl dan Pantai Gunung Payung. Secara administratif, Pantai Pandawa terletak di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. 
 
 Salah satu Patung Pandawa di tebing kapur,
Pantai Pandawa memiliki panorama yang indah, dengan ciri pasir putih bersih dan air laut yang hijau kebiruan, tipikal pantai-pantai di Kawasan Bukit. Suasana pantainya sepi dan tenang. Pantai ini sangat cocok untuk mandi atau berenang karena ombaknya pecah di tengah laut. Bermain pasir di Pantai Pandawa juga sangat menyenangkan, karena pasirnya putih dan lembut. Selain itu, Pantai Pandawa juga tempat yang tepat untuk melihat matahari terbit (sunrise) karena pantai ini menghadap ke timur. Selain berbagai keindahan tersebut, yang membuat Pantai Pandawa unik dan eksotis adalah tebing-tebing kapur yang memagari pantai ini. Sekitar 1,5 km jalan menuju pantai ini dipagari tebing-tebing kapur yang menjulang tinggi. Jalan tersebut memang sengaja dibuat dengan membelah bukit-bukit kapur yang ada di Desa Kutuh, mirip bukit kapur yang dibelah di GWK. Mendekati pantai, tebing-tebing kapur tersebut dilubangi dan diukir dengan indah. Rencananya di tebing tersebut akan ditempatkan patung tokoh Pandawa Lima (tokoh dalam Kisah Mahabharata) yang terdiri dari Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Makanya pantai ini dinamakan Pantai Pandawa. Dulunya, pantai ini dinamakan Secret Beach karena letaknya tersembunyi di balik tebing dan belum diketahui banyak orang. Saat ini, proyek pembangunan patung tersebut sedang dikerjakan. 
Pantai Pandawa yang sepi dan indah
Pesona Pantai Pandawa lainnya adalah aktivitas para petani rumput laut di sepanjang pantai. Karena kontur pantai yang landai dan ombaknya tidak sampai ke pinggir, Pantai Pandawa sangat cocok untuk budi daya rumput laut. Tak heran kalau masyarakat sekitar membudidayakan rumput laut di Pantai Pandawa. Terakhir, jika cuaca sedang cerah dan angin bertiup dengan kencang, Anda akan melihat aktivitas paralayang (paragliding) di atas Pantai Pandawa. Maklum, pantai ini berada tak jauh dari Bukit Timbis, pusatnya kegiatan paralayang di Bali. Biasanya, kegiatan paralayang ini dilakukan di siang dan sore hari, bila cuaca memenuhi syarat (angin bertiup dengan baik, tidak terlalu kencang). Jika Anda tertarik untuk mencoba paralayang, Anda tinggal meluncur ke Bukit Timbis yang jaraknya hanya beberapa kilometer dari Pantai Pandawa. Jadi, kapan Anda akan berkunjung ke Pantai Pandawa?
Getting There
Untuk menuju Pantai Pandawa, dari Denpasar/Kuta arahkan kendaraan Anda menuju Uluwatu melalui Jalan Raya Uluwatu. Sekitar 1 km setelah Objek Wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK), Anda akan menjumpai sebuah perempatan, di mana terdapat Nirmala Supermarket di sebelah kanan jalan. Dari perempatan tersebut, beloklah ke kiri (arah Nusa Dua/Bali Cliff) dan ikuti arah jalan ke Bali Cliff. Setelah 2 km berkendara, Anda akan ketemu pertigaan dengan penunjuk arah ke Pantai Pandawa di kiri jalan. Beloklah ke kiri, dan ikuti jalan tersebut hingga tiba di perempatan, kemudian belok kanan dan ikuti jalan tersebut sampai habis hingga tiba di Pantai Pandawa. Dari pertigaan tersebut ke Pantai Pandawa, jaraknya hanya sekitar 3,5 km
  Sumber : http://edyraguapo.blogspot.com

Pantai Pandawa, Bagai Arjuna di Bali Selatan

Pandawa Beach, Terletak sebelah tenggara Bali, ada sebuah pantai yang sangat indah, Pantai Pandawa namanya. Pemandangan elok di sini sungguh tak dapat terlukiskan. Inilah sang Arjuna dari Bali Selatan.

Terletak sebelah tenggara Bali, ada sebuah pantai yang sangat indah, Pantai Pandawa namanya. Pemandangan elok di sini sungguh tak dapat terlukiskan. Inilah sang Arjuna dari Bali Selatan.

Selain memang karena tempatnya yang indah, Pantai Pandawa juga memiliki Arca Arjuna yang berdiri kokoh. Patung ini berdiri berdampingan bersama Pandawa Lima lainnya.

Kontur di pantai ini cukup unik, ada pasir putih dan ada juga batuan kapur yang besar. Batuan kapur tersebut menjadi seperti pagar pembatas pantai. Mengintip di celahnya, langit biru dan laut Pantai Pandawa yang indah seolah hanya dibatasi oleh garis ombak saja.

Di sini, Anda bisa berjemur serta belajar budidaya rumput laut. Selain itu, ada juga wahana air seperti kano. Pastikan juga Anda menyusuri garis pantainya. Sebab di situlah eksotisme pantai ini tersimpan.



Sumber: http://travel.detik.com

Pandawa Beach Kutuh Bali

Pandawa Beach Kutuh
Pandawa Beach, salah satu tempat wisata yang alamnya masih terjaga yang jalannya melewati tebing batu kapur yang sedang dirapikan, dan disana ada banyak arca ayng ditempatkan ditebing-tebing kapur itu. keindahan alamnya masih terjaga, warna air lautnya ada yang biru dan hijau, dan pasirnya yang khas putih bersih. disana pantainya agak dalam jadi bisa dipakai untuk bermain kano-kanoan dan ombaknya yang tidak begitu besar relatif kecil. pantai ini sepertinya ada disamping belakang GWK tempat patung setengah garuda setengah manusia(masih setengah juga, kakinya belum ada) :P.

 pantai pandawa terletak di desa Kutuh Kecamatan Kuta selatan , Kabupaten Badung Bali, 3 km dari kawasan Wisata Nusa dua dan dan Pura Uluwatu untuk menuju kawasan ini saat ini masih dalam perbaikan akses jalan menuju Pantai pandawa karena kita akan melewati tebing batu kapur yang saat ini masih dalam tahap perbaikan 

Tidak banyak yang tahu mengenai pandawa beach ini, selain penduduk lokal yang menjadikan pantai pandawa ini sebagai tempat mereka bertani rumput laut. di Pandawa beach sendiri sudah dilengkapi dengan kedai makan dan minum untuk wisatawan karena aktivitas yang biasa yang dilakukan adalah paragliding. Nama Pandawa Beach sendiri diambil dari tokoh pewayangan karena pantai ini setiap tahunnya dijadikan sebagai tempat untuk melakukan upacara melasti. 

Di jalan menuju pantai ini akan dipahat patung dari lima tokoh pewayangan tersebut serta akan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang tidak saja gemar berwisata di pantai akan tetapi bisa mengabadikan tokoh pewayangan ini 

Sumber:  http://nobiika.blogspot.com

Olahan Rumput Laut Pantai Pandawa

OLAHAN RUMPUT LAUT PANTAI PANDAWA

Ingin mencicipi olahan rumput laut seperti; bakso, syrup, rujak, juice dan berbagai produk lainnya sebagai oleh oleh silahkan kunjungi stan pesona bahari pantai pandawa desa kutuh.



MAU BELAJAR TEKNIK BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT SILAHKAN HUBUNGI STAN PESONA BAHARI:
081 236 530 207










Rumput Laut Desa Kutuh

Petani Rumput Laut Bali
Pandawa Beach, Asosiasi Rumput laut Indonesia (ARLI) bersama Kelompok Tani Rumput Laut Bali mengembangkan pemasaran rumput laut yang lebih luas dalam jumlah yang lebih besar dengan kualitas standard dan memanfaatkan kemampuan serta networking ARLI. Diharapkan hal ini dapat meningkatkan kualitas dan potensi pada masa-masa mendatang.
Ketua Umum ARLI Safari Azis, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu, 2 Januari 2013, mengungkapkan, kerja sama pemasaran termasuk pengembangan dan pembinaan ini sebagai bagian dan upaya untuk menjadikan rumput laut sebagai salah satu sumber mata pencaharian utama penduduk Desa Kutuh, Kabupaten Badung.
“Diharapkan rumput laut Kutuh yang memiliki potensi dan kualitas sangat baik bisa terus ditingkatkan di masa yang akan datang”, ujar Safari.
Pengembangan dan pemanfaatan rumput laut yang memberikan banyak manfaat, mulai dari penciptaan lapangan kerja untuk masyarakat yang tinggal di daerah pantai, merupakan bahan baku dari berbagai indutri pangan, farmasi, kesehatan, kosmetik, pupuk cair dan berbagai prospek lainnya menjadikan rumput laut sebagai salah satu komoditi ”Blue Ekonomi” di Indonesia.
“Terlebih lagi bahwa Indonesia dipercaya sebagai penyelenggara ISS (International Seaweed Symposium) ke 21, seharusnya semakin menambah semangat kita (Indonesia) sebagai salah satu produsen rumput laut Euchemacottonii terbesar dunia untuk tetap mengembangkan dan melestarikan apa yang ada di Desa KUTUH, Kuta Selatan ini”, tambah Safari.
Sebagai salah satu komoditi dalam mendukung visi ”Blue Economy” maka walaupun komoditi ini berada ditengah gencarnya aktivitas pariwisata di pulau Dewata ini, akan tetapi komoditi rumput laut yang mulai dikembangkan sekitar 30 tahun lalu menjadi salah satu penopang hidup masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dan pulau pulau tidak mesti kalah atau tergusur karena sesungguhnya dapat dilakukan sebuah sinergi antara komoditi rumput laut untuk mendukung sektor pariwisata.
Tentunya sinergi ini dapat dilakukan dan bisa dibangun dengan dimulainya sebuah gagasan Minawisata atau Fishery Ecotourism yang menjadikan aktivitas budidaya rumput laut sebagai kegiatan wisata. Proses kehidupan masyarakat pembudidaya rumput laut dalam kesehariannya menjadi kekayaan wisata yang unik dan ditata sedemikian rupa sehingga tidak dianggap sebagai bidang yang bertentangan atau saling mengeliminasi tetapi menjadi sebuah kesatuan utuh yang saling menguntungkan.
“Disinilah kita mengharapkan peran besar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menggandeng bidang usaha ini sebagai salah satu kekhasan lokal Desa Kutuh yang harus dipertahankan dan dilestarikan untuk diolah sedemikian rupa menjadi bagian terintegrasi dari kegiatan pariwisata

Seaweed Farming in Bali

Seaweed farming
Pandawa Beach,
Traditional seaweed farming can still be found in some areas in Bali, Nusa Penida, Lembongan and in Kutuh village in the South. Major usage of this type of Carrageenan tropical seaweed (Eucheuma Cottoni) is widely utilized in the food industry such as agar agar. Thatched bamboo huts where sea farmers work, lined up along the beautiful white sandy beach, one of Bali’s “secret” beaches. Although the areas south of Nusa Dua have been transformed into touristic villas and hotels thus casting aside many traditional sea farmers, the pristine coastal village of Kutuh towards Timbis with its lovely cliffs have been spared and today protected for sustainable living. These villagers are poor and due to their poverty stricken land, many have switched to cultivating the local seaweed to earn their living and some have been working for more than twenty years. Depending on the planting and harvesting which can be daily, the villagers would come spend the day in their working huts, replanting and harvesting seaweed in shallow water mostly in the morning and towards late afternoon at low tide. 


Sumber : http://travelphotomedia.com

Paralayang in Bali

Paragliding di timbis Kutuh, Bali
Timbis Beach Pandwa, tersembunyi di antara gunungan kapur di sebelah Selatan Bali, terletak di Desa Kutuh, Kuta Selatan. Jarak tempuhnya memakan waktu sekitar 1 jam dari Denpasar atau 30 menit dari Kuta. Tidak ada papan petunjuk memasuki kawasan Timbis, satu-satunya patokan adalah Pura Gunung Payung yang terletak tidak jauh dari situ. 

Meski tak banyak orang mengetahui keberadaan pantai ini, tapi pantai Timbis sudah cukup terkenal dikalangan para penikmat paralayang dan surfer. Tempat ini dinilai memiliki kriteria yang sempurna untuk melakukan Paralayang. Tebing dengan kontur kemiringan tanah yang pas untuk start awal mengembangkan payung sebelum terbang, maupun pantai dengan pasir yang luas untuk melakukan pendaratan. Pemandangan pantai ini pun sangat spektakuler! Tidak heran, tempat ini menjadi favorit para pecinta paralayang.

Hari itu,11 Oktober 2010, puluhan pilot Paralayang berkumpul untuk melakukan tradisi mereka setiap tahun yang sudah empat kali dilakukan, yaitu memecahkan rekor terbanyak terbang bersama 110 Paralayang. Sangat disayangkan, faktor cuaca dan angin yang berubah-ubah menyebabkan ritual itu gagal dilakukan. Olahraga ini memang sangat bergantung pada konsistensi hembusan angin. Meski demikian, mereka tetap menikmati suasana keakraban di atas tebing Pantai Timbis ini.

Dengan ketinggian 110 meter dari permukaan laut, para pelayang itu terbang damai memecah angin di atas pantai dengan ombak yang berderu kencang. Dalam dudukan harnest atau tali pelindung, mereka terlihat gemulai mengikuti arah angin berhembus. Dari atas, pemandangan yang dapat terlihat oleh para pilot paralayang adalah berpetak-petak lahan budidaya rumput laut di tengah birunya laut, para peselancar yang meliuk-liuk dalam gulungan ombak, dan vila-vila cantik yang bertengger di tebing.

Di Bali sendiri sebenarnya ada beberapa spot Paralayang, tapi Timbis lah yang terbaik dari sisi karakter tebing, hembusan angin, dan pemandangan sekeliling. Untuk dapat melakukan olahraga ini diperlukan sertifikasi sama halnya seperti diving. Untuk proses awal sertifikasinya diperlukan biaya sekitar lima juta rupiah sampai ia lulus. Semua alat akan dipinjamkan.

Bali memang menyimpan sejuta pesona. Pulau ini tidak hanya menjadi surga bagi para surfer dan diver, tapi juga para penerbang paralayang. Sungguh sebuah tujuan wisata yang sempurna.


Sumber: http://www.ranselkosong.com

Timbis Beach Kutuh

Timbis Beach, Kutuh
Timbis beach is located south of the Bali island. The beach is exclusive for fans of paragliding or fly kites Indonesia. So for those who pursue this hobby either from abroad or local Indonesia, Timbis Beach is not a foreign place. This beach is located in the Village Kutuh - South Kuta about 30 km from Denpasar or 15 km from Kuta. Or just 7 km from Nusa Dua.

This place was introduced by businessman Bernard Fode a French citizen who was also a paragliding instructor Bali. It started about twenty years ago.

Timbis beach is an option to place the players flying and landing the kite. Whether it Paragliding or Hang Glidig. Of course there are special requirements in order that a place can be used to place the aircraft took off for not wearing a parachute this engine.

The main one is the contour of the ridge, must meet certain steepness which makes it possible to develop an umbrella before flying. Because not like Sky Dive paragliding or parachuting from an airplane. Umbrellas are used almost like it's just that way and the technique was initially reversed.

Because the one starting from the ground means it needs to take off, while parachuting rely solely on automated or manual mechanisms to develop an umbrella.

Consistent winds are also a consideration of a place can be used for paragliding airstrip. In addition there should also be a place for an emergency landing field for instance or the fields or the beach. Timbis It meets all these requirements.

Peak popularity Timbis Coast is now used to show Asian Beach Games which was followed by 42 Asian countries. Of the 18 sports are contested one of them is this paragliding.

From the syllable "paragliding" is a kind of a conveyance to fly by using a parachute as a wing and nylon yarn with a certain strength as hanger. For the convenience of flying pilots wear "harness" or the buffer body, combined with seat.

This harness also has many functions, among others, the main thing is the rudder, both as a wrapper umbrella, umbrella stand as the third and fourth emergency backup for carrying extra ballast when the wind is rather large. Other functions also as a backup safety who called from the back of the air bag harness come to the passage below. The main harness is also the holder of an additional harness that is used to transport passengers or tendem.

Timbis beach has a height of 110 meters above sea level. If the wind direction just straight from the south towards the pilot can fly freely the direction of Nusa Dua or Uluwatu. You could be swinging over a swimming pool Bali Cliff Hotel or you can enjoy the sensation of flying over the Hotel Nikko Nusa Dua.

Fly on the Beach Timbis certainly very exciting because vast blue sea that stretches. You will feel the wind whistling from paragliding ropes give voice tone that may have never heard of. Depending on the level of proficiency, you can perform some maneuvers, such as rotating 360 °, which in this way you can reduce the height or the sensation of G-Force.

You also should not be able to fly to enjoy Timbis Coast and surrounding areas, you can tandem with some veteran pilots who manage this resort. Among Ketut Manda and Bernard Fode. They also provide special rates for travelers Indonesia. Due to stranger fare "tandem" or flight is $50 U.S. The word was actually hitchhike here in a paragliding is not appropriate because you are not behind but in front of the pilot's pilot.

Timbis coast from the air looks different, you can see patches of seaweed plantations. You also get to watch from nearby luxury villas on the cliffs towards Uluwatu and Nusa Dua or Sawangan.

But not only the beauty of the scenery you see as well you will fly over the temple along this cliff, among others, from the east Nusa Dua is Pura Geger, then Pura Barong-Barongan Sawangan both located in the Village, and Gunung Payung Temple, walked Kelod Pura, Pura Penyarikan, Penyekjekan temple is located in the Village Kutuh. Ungasan Village you will pass on the temple stones Pageh and several temples towards the west.

Flew over the temple need a little extra attention, because the temple in Bali sakral by Hindus, we must pay special attention not to fly just above or too close to the temple.

Since the contour of the south coast cliffs like letters upside-down U, then it is risky if you fly over a certain limit, the risk of loss of air pressure, which lowers the height or have an emergency landing far from the reach of transport. This could be avoided if we had good communication with local local aviators. Ask before you go or ask before getting lost.

Paragliding sports require certification, you can not just have the tools and fly at will. There are rules and regulations as a member and have a pilot certificate. Once you have passed and certified. Sure you can fly anytime you want. But to fly in a new location you must have enough information from the local local aviators. Locations which may and may not fly.

Actually in Bali is not only in Cote Timbis just kite flying locations, you can fly in the hills of Dasa Temple, also flew from Mount Batur, Kintamani. But for the flexibility to fly with a radius that is so long for the soaring (flying soaring surf), the beach is the best Timbis.


Sumber: http://cultures-of-denpasar.blogspot.com

Pandawa, Pantai Eksotis di Bali

Pandawa Beach
Pantai Pandawa, Masih dalam rangkaian #bali3p, sehabis dari Pantai Balangan, rencana saya yaitu nongkrong santai di Pantai Bali Cliff / Pantai Green Bowl yang lokasinya gak jauh dari Balangan. Dari perempatan awal setelah GWK yang bila belok kanan ke Pantai Balangan, saya ambil jalur yang belok kiri, masih berbekal arah yang ditunjukkan oleh mas CumiLebay di blognya, saya pun dengan mudah menemukan jalur Pantai Bali Cliff, nah sampai di pertigaan terakhir, keinginan saya untuk nginjek pasir nya Pantai Bali Cliff tiba tiba sirna setelah melihat papan petunjuk arah yang menujukkan arah ke Pantai Pandawa bila belok kanan, hoho saya pun langsung tancap gas menuju Pantai Pandawa.
Gak tahu ya kenapa lebih tertarik ke Pantai Pandawa, saya juga bingung, beneran deh...

Yang saya suka dari pantai pantai di wilayah sini itu jalurnya itu lho, se-terpencil apapun tetep halus mulus jalannya, seperti jalur yang saya lewati ini, mulusss. Dan udah dibagi jadi dua jalur pula, dipisah oleh beton.. Mantaap !!!! Ayoo Lombok jangan mau kalah donkkk, Gak jauh, ketemu dah perempatan, kalau lurus ke Nusa Dua, ke kanan ke Pantai Pandawa. Pintu masuk Pantai Pandawa dijaga dua orang, sepertinya warga setempat. Untuk masuk tarifnya 2000/orang ditambah motor Seribu, total tiga ribu. Dari pintu masuk ini, jalurnya super eksotis, kanan kirinya dinding tebing batu kapur yang bertekstur garis garis akibat dari bekar kerukan mesin keruk, unik dah ini. Lihat ke puncak tebing, hohoho ada transformer cuii lagi ngratain bagian atas tebing, sepertinya mau dibangun sesuatu disana. Nah di jalan ini wajib fotoan, rugi dah udah sampai sini gak fotoan di sini.


Lanjut jalan beberapa meter, sampai di ujung belokan, di sini juga wajb berhenti dan fotoan, ke depan viewnya pantai Pandawa, lokasinya ada jauh di bawah sana, jdi kalau mau nginjek pasirnya ya harus turun lagi, tapi tenang, jalan nya udah bagus kok sampai bawah. Setiap kendaraan yang lewat sini, pasti berhenti, turun sebentar buat fotoan.

Lanjut turun, dinding tebing sebelah kiri ternyata sudah dikembangkan jadi semacam ruang pamer buat beberapa patung ukiran, yang merupakan hasil dari sumbangan para donatur, keren deh... Saya lihat masih ada beberapa tempat yang belum ada patungnya, baru siap tempatnya aja, mungkin lagi nunggu donatur lain yaaa.
Nah saya enggan untuk turun ke pantainya, karena saya rasa sama saja sih pantainya, lagipula siang ini rame wisatawan, ada beberapa bus yang turun, males kalau ramae. Akhirnya saya balik menuju arah Denpasar lagi, nyari sarapan, cos dari kemaren belum makan, terakhir makan sebelum nyebrang kapal ke Bali.



Sumber: http://berbagifun.blogspot.com

Pantai Melasti Kutuh “The Hidden Beach”

Pandawa Beach
Pantai Pandawa, Pantai Melasti atau Pantai Kutuh masih sepi pengunjung sehingga masih jarang terlihat hotel, resto ataupun penduduk yg menghuni lokasi tersebut. Kondisinya masih sangat alami dan tempatnya tersembunyi, pemandangan pasir putih dan tebing-tebing besar  yg menutupi Pantai ini membuat kita seakan terisolir oleh hingar bingarnya kota-kota besar di Bali yag tidak pernah sepi pengunjung.
Pantai ini menyajikan sejuta keindahan, bukan hanya lautnya yang cantik tetapi juga jalan menuju kesana. Sepanjang jalan menuju pantai melasti terdapat tebing-tebing indah yang menjulang tinggi, sungguh pemandangan yang sangat mengagumkan.

Pantai Kutuh terletak di desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Kawasan pesisir pantai Desa Kutuh memang dikenal sebagai sentra pembudidayaan rumput laut di Bali.

Jalan menuju ke pantai Kutuh, gampang-gampang susah karena masih banyak jalan yang berkapur belum diaspal, lebih gampangnya lewat jalan baru, dari arah Jimbaran ketemu perempatan yang menuju Bali Cliff, terus saja sebelum simpangan pintu gerbang Bali Cliff dan ke kiri ke Green Bowl, ada jalan aspal terus kapur yang jalan berkelok dan melewati jembatan terus jalan kapur terus saja, ketemu perempatan kekiri ke Ungasan dan lurus bisa tembus ke Sawangan dan anda ambil ke kanan (Jalan Melasti ) yang jalannya kanan kiri tebing kapur yang membuat anda berdecak kagum.

Sumber: http://wisatasukasuka.wordpress.com

Petani Rumput Laut Kutuh Genjot Kualitas

Petani Rumput Laut Di Pantai Pandawa
Pantai Pandawa, (Bisnis Bali) – Untuk memperoleh harga jual yang layak, petani rumput laut di Desa Kutuh, Kuta Selatan menggenjot kualitas komoditi yang mereka hasilkan.
Made Kotan, Sekretaris Kelompok Tani Rumput Laut Sari Segara, Minggu (15/5) kemarin, menuturkan, selama ini harga rumput laut sering berfluktuasi terkadang petani memperoleh harga bagus, namun juga terkadang anjlok. Anjloknya harga rumput laut selain karena faktor cuaca yang mengakibatkan anjloknya produksi, namun juga kualitas dan mutu rumput laut yang kurang bagus.
Diungkapkan, untuk saat ini mutu rumput laut di Kutuh sudah cukup bagus dibandingkan dengan daerah lainnya seperti Lombok, Nusa Penida dan lainnya, sehingga harganya tidak sampai anjlok namun tetap stabil.
Lebih jauh diungkapkan, selama ini yang lebih ditekankan pembeli adalah kualitas serta mutu. Untuk itu, petani di Kutuh dalam meningkatkan mutu, pengelolaannya sangat diperhatikan baik itu kadar air rumput laut maksimal 35 persen, sedangkan kadar kotoran, baik itu sampah serta garamnya maksimal 5 persen. “Kalau ingin harga rumput laut stabil, kami harus terus menggenjot dan menjaga kualitas dan mutu. Petani berupaya untuk itu, karena petani bisa menikmati harga layak jika menjaga mutu dan kualitas rumput laut,” katanya.
Ia mengungkapkan, dalam upaya meningkatkan mutu sangat didukung oleh perkembangan budi daya. Untuk saat ini perkembangan budi daya rumput laut cukup bagus.
Lebih jauh dikatakan, begitu juga dengan harga. Mengenai harga saat ini Rp 10.500 per kg kering. Harga sedikit mengalami penurunan dibandingkan bulan Maret Rp 12.500, bahkan tahun sebelumnya harga rumput laut di Kutuh mencapai 17.000 per kg kering. “Selain mutu, fluktuasi harga dipengaruhi oleh musim. Jika musim panen sedikit harga akan naik dan sebaliknya jika musim bagus dan banyak yang produksi maka harga akan turun. “Dulu pada tahun 1999 harga rumput laut pernah di bawah Rp 5.000 - Rp 10.000 per kg,” katanya.
Ia menambahkan, rumput laut yang dihasilkan oleh kelompoknya dan kelompok lain selama ini banyak terserap ke pasar ekspor khususnya Jepang, Amerika dan Belanda. Sistem pascapanen 45 hari sekali dalam setahun bisa 6-7 kali panen. Tiap-tiap panen kelompoknya bisa menghasikan 30 ton rumput laut kering dan dijual tiap dua bulan sekali. “Petani masih kewalahan dalam produksi, sebab permintaan belum bisa dipenuhi, sebab eksportir tiap dua bulan sekali meminta 100 ton, namun kami hanya bisa menyediakan 30 ton,” katanya.

Lebih jauh dikatakan, mengenai kendala budi daya selama ini adalah cuaca dan penyakit. Karena berbudi daya di alam bebas yang paling vital yaitu terkena penyakit seperti ice-ice, bulu babi, serta saat ini adalah ikan-ikan yang memakan bibit-bibit yang ditanam, selain itu kendala alam berupa ombak besar juga mempengaruhi sehingga banyak rumput laut terbawa arus. “Masalah ikan sudah bisa diatasi dengan jala penangkap ikan, namun masalah lainnya belum bisa diatasi. Jika terjadi masalah biasanya kami melakukan peremajaan bibit,” katanya.
Di tempat yang sama Nyoman Yasa, Ketua Kelompok Tani Segara Amertha mengungkapkan, saat ini perkembangan budi daya rumput laut cukup bagus, namun penyakit berupa ice-ice, bulu babi serta lainnya masih menjadi ancaman. Mengenai harga juga, diakuinya lumayan bagus yakni Rp 10.500 per kg kering.
Untuk produksi dalam 45 hari di kelompoknya mencapai 77 ton yang tentunya juga sangat memperhatikan standar eksportir yaitu kekeringan kurang lebih 35-37 persen, kotoran ada pasir dan lainnya 5 persen. “Kualitas sangat digenjot, sehingga harga tawar bisa lebih baik. Untuk lebih meningkatkan mutu, kami juga mengharapkan bantuan bibit baru sebagai regenerasi budi daya, mudah-mudahan dari pemerintah bisa membantu petani untuk memberikan bantuan bibit baru,” katanya. *dwi 

Pesona Pantai Pandawa

Pantai Pandawa Kutuh
Sobat nha_nha sekalian, pasti kalian tau dong Pandawa Beach.
Yuppp…Pandawa Beach adalah salah satu objek wisata di Pulau Bali. Pantai ini terletak di Desa Kutuh, Kabupaten Badung. Awalnya pantai ini bernama Secret Beach karena lokasinya tersembunyi di balik deretan perbukitan batu yang hanya ditumbuhi semak-belukar. Sebenarnya pantai ini sudah lama dikenal dikalangan masyarakat setempat, tapi karena akses untuk menuju lokasi ini cukup sulit, makanya pantai ini sepi pengunjung. Tapi itu dulu, sekarang akses untuk menuju pantai ini sudah mudah untuk dilalui kendaraan.
Pertama kali saya kesana, menurut saya pantai ini sangat-sangat indah. Begitu memasuki kawasan pantai ini kita akan disuguhi pemandangan tebing-tebing kapur yang begitu indah.

Mendekati pantai, tebing-tebing kapur tersebut dilubangi dan rencananya di tebing tersebut akan ditempatkan patung Panca Pandawa dalam Kisah Mahabharata yang terdiri dari Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
Mata kita kembali dibuat terkagum saat memasuki area pantai Pandawa. Panorama begitu indah nan menawan. Pasir putih bersih dengan air laut yang hijau kebiruan. Pesona Pantai Pandawa lainnya adalah aktivitas para petani rumput laut di sepanjang pantai. Selain itu bisa melihat aktivitas paralayang dan motor trail diatas bukit.
Jadi bagi kawan-kawan yang bosan dengan Pantai Kuta, Sanur, ataupun Jimbaran, mungkin Pantai Pandawa bisa menjadi alternatif selanjutnya.


 Sumber : http://niluhputuratnadewi.wordpress.com




Petani Rumput Laut Di Pantai Pandawa Kutuh

Petani Rumput Laut Pantai Pandawa
Sejara Desa Kutuh
Diceritrakan pada tahun 1682 Kerajaan Badung dipimpin oleh Raja Badung yaitu Ida Cokorda III yang bergelar Kyai Anglurah Pemecutan III, dan pada suatu hari beliau melakukan perjalanan memasuki hutan belantara yang sangat keramat, indah dan nyaman dihati beliau yang berada diwilayah Kaki Pulau Bali bagian selatan. Didalam hutan tersebut tidak dinyana Beliau bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik rupawan bagaikan seorang bidadari, yang bernama Ni Rangdu Kuning yang menghuni hutan keramat tersebut yang menggoda hati setiap laki-laki yang menjumpainya.
Sebagai seorang lelaki yang sempurna beliaupun jatuh cinta sama Ni Rangdu Kuning yang akhirnya dikawininya. Dari hasil perkawinannya dengan Ni Rangdu Kuning lahirlah seorang Putra yang diberi nama I Gusti Ngurah Ungasan.
Pada suatu saat Ni Rangdu Kuning ditinggal oleh Sang Raja ke Puri Pemecutan dan tidak pernah kembali lagi, maka Ni Rangdu Kuning tinggal sendirian bersama putranya. Karena lama Sang Raja tidak kembali maka Ni Rangdu Kuning mulai melakukan perjalanan ke arah timur dan sampailah disuatu tempat yang tidak diketahui namanya dan daerah tersebut banyak ditumbuhi oleh Pohon Kayu Kutuh yang besar – besar, dan sebagai bukti sampai sekarang ada dua pohon Kayu Kutuh yang sangat besar. Karena daerah yang dijumpai tersebut banyak ditumbuhi pohon Kayu Kutuh yang menjadi tempat tinggal Ni Rangdu Kuning, maka tempat tersebut diberi nama Kutuh oleh beliau, dan seterusnya oleh masyarakat  setempat dijadikan nama Desa yaitu Desa Kutuh ( Desa Adat Kutuh ).
Pada Jaman Penjajahan Belanda di Indonesia, maka Desa Kutuh dijadikan Perbekelan Desa Kutuh yang dipimpin oleh seorang Perbekel.
Pada masa kekalahan Pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia juga membawa dampak kepada Perbekelan Desa Kutuh menjadi satu pemerintahan dengan Desa Ungasan yang berpusat di Desa Ungasan. Bergabungnya Perbekelan Desa Kutuh dengan Perbekelan Desa Ungasan yaitu pada Tahun 1941 sampai Tahun 2002.
Atas segala perjuangan masyarakat khususnya para Prajuru Desa, maka pada tanggal 25 Juni Tahun 1999 disetujui oleh Pemerintah Kabupaten Badung menjadi Desa Persiapan Kutuh, dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor : 273 Tahun 1999. Dengan Luas Desa Kutuh 976,800Ha ( 0,976 KM2 ) dan Jumlah Penduduk Tahun 2010 berjumlah 3.630 jiwa, sehingga kepadatan penduduk rata-rata :  269 jiwa/km, dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata : 0,30 %.

Pantai Pandawa merupakan salah satu daya tarik dari Desa ini, pantai yang dahulunya lebih terkenal dengan sebutan Secret beach. Sebutan Secret beach ini timbul karena memang lokasinya yang sangat terpencil, sehingga tidak banyak terexpose dan para wisatawan mancanegara mendapatkan kebabasan penuh dalam bersantai. Pantai Pandawa memiliki panorama yang indah, struktur batu karang yang juga menghiasi beberapa sisi pantai ini dengan pasir yang berwarna kuning. Perjalanan menuju pantai ini sendiri sangat menarik, selain karena belum ramainya lalu lintas kendaraan, kita juga akan menikmati bentangan tembok alam yang tinggi, tembok ini merupakan struktur batu kapur yang menjulang dan memang mendominasi daerah tersebut.

Pantai ini juga menawarkan interaksi sosial yang kental, ini disebabkan karena di pantai ini juga terdapat Budidaya Rumput Laut yang di kelola warga setempat. Sehingga sebagaian waktu setiap harinya semua aktivitas berpusat disana. Para petani seperti juga didaerah lain memang didominasi oleh para orang tua dan anak-anak yang membantu atau sekedar bermain disana.
Budidaya rumput laut ini membuat pantai penuh warna-warni. Terutama akan tampak ketika pantai surut di saat siang, atau ketika pagi hari saat rumput laut basak mulai di jemur dan diterpa matahari pagi. Ini memberikan kesan yang menarik walau tentunya sering terabaikan.

Budidaya rumput laut merupakan mata pencaharian pokok bagi sebagian masyarakat Desa ini, mereka membentuk kelompok dengan anggota kurang lebih 100 orang. Ini adalah pertanian turun temurun, struktur pantai yang berbatu karang sehingga pada saat surut memungkinkan masih tertinggalnya genangan air laut, dan sehingga para petani bisa membudidayakan rumput laut. Dari mulai penanaman sampai pada proses panan, rumput laut memerlukan waktu 45 hari, dan panen serta penanaman dilakukan pada saat air laut sedang surut.
Hasil panen dikumpulkan dan dijual bahkan sampai keluar bali,  rumput laut dipasarkan dalam kondisi kering, dengan kisaran harga 9 ribu samapi 10 ribu rupiah per kilogramnya. Untuk pengeringan ini sendiri dilakukan secara tradisional, dan  bisa memerlukan waktu 3 hari, ini sangat tergantung dengan panas matahari dan angin laut. Untuk proses-proses tersebut, para warga membangun gubuk darurat disepanjang pantai. Gubuk-gubuk ini selain untuk penyimpanan rumput laut pada saat datang hujan, juga berfungsi sebagai tempat istirahat di kala siang, sambil sebul air laut surut.
Selain budidaya rumput laut ada beberapa warga juga perprofesi sebagai nelayan. Dan ternak sapi untuk sambilan, seperti juga terdapat di desa-desa agraris lain di Bali.

Untuk mendukung Potensi yang terdapat di Desa kutuh, penataan Desa pun mulai dilakukan. Salah satu yang dilakukan adalah dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan raya menuju pantai serta pembangunan arca di di dinding dinding tebing kapur, beberapa ratus meter sebelum masuk pantai.
Tentunya pembangunan ini akan membawa dampak bagi perkembangan investasi pariwisata disekitar pantai Pandawa. Sayangnya di satu sisi pembangunan pariwisata yang membabi buta bisa membahayakan kelangsungan mata pencaharian warga desa.
Seperti kita ketahui, sering terjadi pertentangan antara investor dan warga, ini terutama menyangkut perbedaan orientasi. Investor yang selalu berorientasi  pada keuntungan, sering mengabaikan kepentingan jangka panjang dari warga desa, terutama menyangkut mata pencaharian dan atau kegiatan tradisional. Terutama investor yang mengklaim pantai sebagai bagian dari wilayahnya sehingga merasa berhak memprivatisasi pantai hanya untuk konsumsi wisatawan. dan pada akhirnya akan mengorbankan mata pencaharian tradisional seperti Budidaya Rumput laut atau Nelayan.
Hal ini yang harus di hindari karena, selain merupakan sebuah keunikan, aktividas budidaya Rumput laut sendiri tentunya bisa dimanfaatka sebagai salah satu object untuk untuk daya tarik pantai Pandawa. Untuk itu, peran Desa Administratif dan Desa Adat sangat di nantikan, sehingga pembangunan pariwisata tidak membunuh mata pencaharian lokal, terutama Budidaya rumput laun yang tadak disetiap pantai dibali bisa kita temui.
Selain itu dengan adanya budidaya ini tanpa disadari merupakan salah satu perangsang bagi kesadaran warga untuk menjaga pantai, karna bagai manapun di pantai itu waktu mereka habiskan, dengan kerja dan interaksi sosial, dan terjadi hubungan ketergantungan antara manusia dan alam masih sangat kental.
Jadi silahkan kunjungi, nikmati, dan belajarlah di pantai pandawa. Banyak warna alam, hingga kita kan merasakan, warna lain dari Bali. Nikmati pantainya, kesegaran air lautnya, kemilau warna rumput laut, dan interaksi sosial warganya.


Sumber: http://gambarngengsut.wordpress.com




Sikat Gigi Efektif dengan Bakteri dari Rumput Laut

Pak Konti, Petani rumput laut di desa kutuh
Pandwa Beach, Menyikat gigi dengan pasta gigi memang sudah lazim dan terbukti efektif.
Sayangnya, walaupun efektif, masih banyak wilayah di antara gigi yang tidak dapat dijangkau dengan hanya menyikat gigi.
Area di antara gigi ini merupakan tempat bakteri di dalam plak dapat menggerus enamel dan menyebabkan gigi berlubang.
Menurut para ilmuwan, bakteri Bacillus licheniformis yang ditemukan di dalam rumput laut dapat menjadi senjata yang ampuh untuk melawan kerusakan gigi.
Awalnya, para ilmuwan ini sedang melakukan penelitian untuk membersihkan lambung kapal, tetapi ternyata ada lebih banyak lagi penggunaan bakteri ini yang langsung berhubungan dengan kesehatan manusia.
Bakteri yang mampu membuat lambung kapal tetap bersih ternyata memiliki potensi yang lebih besar. Ilmuwan dari Newcastle University mengatakan, enzim tersebut dapat menembus plak pada gigi dan membersihkan area yang sulit dibersihkan.
Tim dari Newcastle University ini yakin bahwa enzim ini sangat potensial dan akan terdapat banyak contoh penggunakan enzim ini di bidang medis. Salah satunya untuk kebersihan gigi.
Mereka kemudian menggunakan enzim yang diisolasi dari bakteri laut Bacillus licheniformis.
Dr Nicholas Jakubovics dari Sekolah Ilmu Gigi Newcastle University mengatakan, "Plak yang menempel di gigi adalah hasil dari bakteri yang bergabung dan berkumpul di area tertentu. Mereka akan menyingkirkan kompetitor potensial lainnya."
Hasil uji coba di laboratorium menunjukkan, enzim ini dapat menembus plak atau lapisan bakteri. Enzim ini juga mampu menembus mekanisme pertahanan dari plak yang ada pada gigi.
Para ilmuwan ingin memasukkan potensi bakteri ini di dalam pasta gigi, obat kumur, atau pembersih mulut lainnya. Selain dapat membersihkan plak, enzim ini juga dapat mencegah pembentukan plak.


Sumber: kompas.com

Pembudidaya Rumput Laut

Petani rumput laut desa kutuh, bali
Pantai Pandawa, Hujan rintik-rintik tidak menyurutkan niat para pemungut rumput laut untuk terus menyusuri pantai di Desa Kutuh Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung Bali itu. Setiap harinya satu orang pemungut bisa dapat puluhan kg rumput laut basah yang merupakan potongan atau serpihan sisa dari budidaya rumput laut jenis Cotonii yang ada di daerah pesisir tersebut. Setelah dikeringkan, hasilnya dijual kepada para penampung rumput laut.
Itu baru hasil sampingan yang diperoleh, sementara hasil utama dari budidaya rumput laut lebih menggiurkan. Menurut Ketua Kelompok Sari Segara, I ketut Lencana Yasa, satu Kepala Keluarga (KK) pembudidaya di Desa Kutuh itu rata-rata mengelola sekitar 100 m2 lahan budidaya rumput laut atau punya 2.000 tali ris dengan sistem budidaya ikat dasar.
Dalam satu siklus produksi (minimal 45 hari), setiap KK bisa menghasilkan tidak kurang dari 500 kg rumput laut kering siap jual. “Total luas lahan bubidaya rumput laut sekitar 40 hektar di desa kami, bisa dibayangkan produksi rumput laut setiap hari,” ungkap Ketut kepada TROBOS belum lama ini di Bali.      
Kekuatan Berkelompok
Desa Kutuh merupakan salah satu sentra budidaya rumput laut di Pulau Dewata. Setidaknya ada 5 kelompok pembudidaya rumput laut di sana, yang paling lama terbentuk adalah Sari Segara. Sari Seraga menjadi contoh bagi terbentuknya kelompok pembudidaya rumput laut lainnya di Desa Kutuh. Menurut Ketut, para sudah merasakan dampak positif dari berkelompok terutama dari sisi pemasaran. “Produksi dari desa ini dapat meningkat dan posisi tawar lebih kuat,” ungkap Ketut.
Pembentukan kelompok budidaya ini bukannya tanpa latar belakang. Ketut menceritakan, sejak 1990-an budidaya rumput laut di Desa Kutuh sudah mengmbangkan usaha budidaya rumput laut. Kala itu usaha dijalankan secara perorangan dan penjualan pun bergantung para penampung atau tengkulak.
Para pembudidaya kerap merasakan harga jual rumput laut yang rendah, bahkan panen ada sampai yang tidak dibeli. “Mereka tidak bisa berbuat apa-apa sebab produksinya kecil dan hanya tergantung pada satu penjual,” kata Ketut. Melihat keadaan itu para pembudidaya pun berkumpul dan sepakat untuk menginisiasi pembentukan Kelompok Sari Segara pada pada 12 Oktober 1995.
Ketut menjelaskan sejumlah manfaat yang dapat dipetik para pembudidaya rumput laut dengan berkelompok. Salah satunya adalah produksi kelompok yang punya anggota aktif sekitar 30 orang ini kini lebih besar dan terorganisir. Calon pembeli terutama dari pabrikan tidak perlu repot-repot mendatangi langsung pembudidaya orang per orang untuk membeli rumput laut, cukup datang ke Sari Segara yang menampung hasil panen para pembudidaya.  
Pada akhirnya harga jual pun dapat dikatrol. Saat ini untuk harga jual rumput laut Cotonii kering di tingkat rata-rata Rp 10.000 per kg. Jumlah produksi yang besar dan stabil, membuat posisi tawar Sari Segara dalam menjual rumput laut lebih kuat. Kelompok yang sekarang sudah berbentuk koperasi itu, bisa punya pilihan akses pembeli baik perorangan maupun perusahaan.
Ketut mengaku sudah memanfaatkan internet untuk memperluas akses pemasaran.  Pihaknya juga bisa mengakses informasi jaringan kelompok pembudidaya rumput laut di daerah lain untuk membandingkan harga, termasuk produksi dan kualitas rumput laut. “Kita tidak bisa dibohongi dan dipermainkan lagi oleh pembeli,” tegas Ketut. 


Sumber: http://www.trobos.com

Rumput Laut Desa Kutuh

Petani rumput laut di desa kutuh
Rumput Laut, Merupakan salah satu komoditas unggulan program industrialisasi perikanan budidaya. Pada tanggal 29 Desember 2012, bertempat di Pantai Pandawa, Desa Kutuh, Kec. Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Propinsi Bali, Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sharif C. Sutardjo, didampingi oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (Dirjen PB) Slamet Soebjakto melakukan dialog dengan pembudidaya rumput laut.

Selain dialog dengan pembudidaya rumput laut, MKP juga menyaksikan penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Asosiasi Rumput Lut Indonesia (ARLI) dengan pembudidaya rumput laut Desa Kutuh yang menyangkut pemasaran hasil budidaya rumput laut. MKP dam Dirjen PB juga melakukan panen rumput laut di tepi pantai Pandawa.

Pada sambutannya, MKP menyatakan bahwa rumput laut ini memiliki potensi yang begitu besar untuk terus dikembangkan sehingga perlu mengembangkan usaha budidaya rumput laut secara terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir.

MKP juga menjelaskan, bahwa Industrialisasi rumput laut dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi budidaya rumput laut yang sekaligus bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan, meningkatkan pendapatan pembudidaya, menyediakan lapangan kerja serta merevitalisasi usaha budidaya rumput laut baik skala mikro, kecil maupun menengah secara berkelanjutan.

Lebih lanjut MKP menegaskan, pengembangan usaha budidaya rumput laut yang merujuk pada pilar-pilar pengembangan blue economy berperan penting dalam melipatgandakan pendapatan dengan penyerapan tenaga kerja yang tinggi dan tidak merusak lingkungan

Blue Economy merupakan model ekonomi baru untuk mendorong pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dengan kerangka pikir seperti cara kerja ekosistem. Cara pandang ekonomi tersebut merupakan suatu model bisnis yang mampu meningkatkan nilai tambah dari komoditas rumput laut. Langkah ini ditempuh untuk meningkatkan penerimaan negara dan masyarakat sekitar lokasi budidaya rumput laut melalui upaya peningkatan nilai tambah komoditi rumput laut.

Pada kesempatan yang sama, MKP juga meresmikan pantai Pandawa sebagai tujuan wisata bahari baru. Sebelum sampai  di pantai pandawa, mata pengunjung akan dimanjakan dengan deretan patung-patung Pandawa Lima, yang berdiri gagah dipinggiran tebing. MKP mengharapkan agar pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah desa Kutuh, mampu melakukan  tata ruang di pantai Pandawa sebaik mungkin, sehingga  tidak terjadi tumpang tindih antara kepentingan wisata dan budidaya rumput laut. Dengan kata lain, wisata di pantai Pandawa harus berkembang, tanpa menggusur eksistensi pembudidaya rumput laut disana.


Sumber: http://www.djpb.kkp.go.id

Rumput Laut Kutuh

Rumput Laut Desa Kutuh, Badung Bali
Mangupura (Bisnis Bali) – Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, untuk tahun ini sebagai duta Kabupaten Badung dalam lomba desa/kelurahan tingkat Propinsi Bali tahun 2011. Penilaian oleh Tim Propinsi dilaksanakan pada Rabu (25/5) kemarin, di Balai Br. Kaja Jati, Desa Kutuh.

Tim disambut Sekkab Badung Kompyang R. Swandika, anggota DPRD Badung I Ketut Suda Arsa, Ketua TP PKK Badung Ny. Ratna Gde Agung, Ketua WHDI Badung Ny . Ayu Sudikerta serta masyarakat Desa Kutuh. Sebelum melakukan penilaian, Tim Propinsi dapat menyaksikan pameran potensi Desa Kutuh mulai dari hasil pertanian lahan kering hingga hasil pertanian rumput laut sebagai andalan Desa Kutuh.

Perbekel Desa Kutuh I Nyoman Mesir mengatakan, potensi andalan di Desa Kutuh adalah budi daya rumput laut yang telah menjadi komoditi ekspor dan menjadi rumput laut yang terbaik di Indonesia. Dari 798 KK penduduk Desa Kutuh, 415 KK merupakan petani rumput laut yang terbagi menjadi 5 kelompok petani rumput laut dan dua kelompok wanita tani rumput laut. Lanjut Mesir, mengenai hasil produksi rumput laut dua tahun terakhir mengalami peningkatan. Tahun 2009 misalnya, hasil produksi basah rumput laut mencapai 12,6 juta kg dengan nilai Rp 14,8 milyar lebih, sedangkan 2010 mengalami peningkatan menjadi 14,3 kg dengan nilai Rp 15,9 milyar lebih.

Dua kelompok rumput laut Desa Kutuh yakni Kelompok Segara Amerta dan Kelompok Sari Segara berhasil menjadi yang terbaik di tingkat nasional kategori pembudi daya rumput laut tahun 2009 dan 2010. “Pada awal tahun 2011 ini Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad telah mencanangkan Kutuh sebagai kawasan Minapolitan rumput laut,” tambahnya. Dengan semangat dan kerja keras masyarakat Kutuh, kini tingkat kesejahteraan masyarakat Kutuh sudah baik dan tidak ada lagi rumah tangga miskin di Desa Kutuh alias 0 %.

Di sisi lain, Sekkab Badung Kompyang R. Swandika menyampaikan, lomba desa ini merupakan salah satu indikator untuk mengukur sejauh mana tingkat pembangunan di desa. Melalui lomba ini pihak desa dapat memetik manfaatnya guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta dapat dijadikan contoh pembangunan di masa mendatang.

Selain itu lomba desa sebagai upaya mendorong tekad masyarakat untuk selalu berinovasi menggali potensi desa sekaligus sebagai evaluasi keberhasilan pembangunan di desa baik itu bidang pendidikan, ekonomi, sosial budaya serta pemberdayaan masyarakat. “Kami yakin Desa Kutuh sebagai duta Kabupaten Badung mampu menjadi yang terbaik di Propinsi Bali bahkan di tingkat nasional,” katanya.

Kepala BPMD Propinsi Bali I Putu Astawa selaku Ketua Tim penilai merasa salut dan terharu atas semangat krama Desa Kutuh dalam mengikuti lomba desa ini. Diharapkan, lomba ini bukan sekadar untuk meraih juara, tapi mendorong komitmen desa untuk mampu memberantas kebodohan dan mengentaskan kemiskinan. Ia juga mengharapkan masyarakat mampu meningkatkan kebersamaan sehingga dapat terwujudnya nilai luhur yakni Tri Hita Karana di masyarakat. 

Sumber: http://perikananbadung.blogspot.com

Pantai Pandawa

Pandawa Beach
Bali identik dengan pantai yang menawan. Beberapa diantaranya mungkin sudah sering menjadi buah bibir seperti pantai Kuta, Sanur, Dreamland atau Padang Panjang. Selain pantai, Bali juga memiliki wisata seni yang menarik. Dari museum sampai galeri-galeri yang akan membuat mata kembali segar. Namun disaat semua destinasi wisata penuh sesak dan kemacetan Bali yang sudah hampir menyamai Jakarta, kemana kita akan pergi?
Salah satu pilihan berwisata di Bali bisa menggunakan motor. Dengan harga yang relative murah, kami bisa menghemat waktu dan menghindari kemacetan. Namun jalanan di Bali mirip di Bandung, banyak jalan satu arah. Jadi siap-siaplah untuk membuka GPS dan sering bertanya kepada warga. Karena hanya memiliki satu hari saja untuk explore akhirnya kami memilih untuk datang ke pantai diselatan Bali yang katanya belum terlalu ramai dikunjungi. Tujuan kami : Pantai Pandawa.

Berikut akses menuju Pantai Pandawa yang saya dapat dari paman Google :
Dari Denpasar : Arahkan kendaraan menuju Uluwatu. Sampai ketemu perempatan yang di kanan jalan ada supermarket Nirmala anda bisa belok kiri ke arah Nusa Dua. Kurang lebih 2 KM ada pertigaan, belok kiri lagi  ke arah Nusa Dua. Kurang lebih 1 KM pas jalan tanjakan ada papan penunjuk jalan Pantai Pandawa belok kanan dan ikutin jalan itu sampai ketemu jalan beraspal mulus di kanan kiri ada tebing yang dikeruk. Anda akan dikenakan restribusi masuk sebesar Rp. 2000,- untuk sepeda motor. Ikuti jalan itu hingga ketemu tebing yang ada patung pandawa terus hingga ketemu jalan menurun menuju Pantai Pandawa.Pertama,jika anda dari Kuta/Denpasar ambil arah jalan Uluwatu,kira’ 1Km dari Gwk anda ketemu perempatan Minimarket Nirmala,ambil arah kiri arah Nusa Dua/Bali Cliff,dan ikuti arah jalan ke Bali Cliff. kira’ 2 km perjalanan,ada pertigaan dengan penunjuk arah ke Pantai Pandawa di kiri jalan,belok kiri ikuti jalan tersebut hingga tiba di perempatan (ada signboardnya gede), kemudian belok kanan dan ikuti jalan tersebut sampai habis hingga tiba di Pantai Pandawa kira’ dgn jarak tempuh 4km.

Hal yang bisa dilakukan di pantai ini adalah bersantai. Kita bisa menyewa tenda untuk bobo siang ceria seharga Rp.50.000 sepuasnya sambil menikmati suasana pantai yang sepi dan tenang. Jangan lupa mencicipi es kelapa muda, harga masih murah Rp.10.000 per-kelapa. Bosen bobo siang, bisa berenang juga di pantai. Kebetulan ombak di pantai ini pecah di tengah, jadi masih aman untuk berenang. Karena ombaknya pecah ditengah juga pantai ini jadi bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk budidaya rumput laut. Selain itu menurut info dari tukang tenda, di pantai ini kita bisa menikmati sunrise karena pantainya menghadap ke arah timur.

Lalu kenapa pantai ini disebut pantai Pandawa? Dari hasil googling, sebelumnya pantai ini di sebut secret beach. Lokasi yang memang sulit dijangkau karena terletak dibawah tebing kapur membuat pemerintah yang melihat potensi keindahan pantai ini akhirnya membuat akses jalan yang membelah tebing kapur . Di sisinya kemudian diletakkan lima patung Panca Pandawa. Maka disebutlah pantai ini pantai Pandawa.
Pulang dari pantai pandawa jangan lupa mampir di pantai Green Bowl. Lokasinya searah dengan pantai pandawa, tepat di bawah Hotel Bali Cliff. Namun ke Green Bowl harus siapkan sedikit fisik ektra untuk menuruni anak tangga. Juga hati-hati dengan monyet di parkiran motor yang suka iseng mengambil barang kita.


Sumber : http://andriyantoandri.wordpress.com

PANDAWA BEACH FESTIVAL

Desa Kutuh - Badung] Pantai Pandawa yang terletak di Desa Kutuh Kec. Kuta Selatan Kab. Badung merupakan sebuah inspirasi yang terlahir dari kreatifitas pemikiran yang maha besar yang perlu kita kembangkan dan toladanai,” papar Bupati Badung A.A. Gde Agung, SH saat menerima Panitia Grand Opening dan Pandawa Beach Festival Desa Kutuh, Rabu (27/12) bertempat di Pusat Pemerintahan Kab. Badung Mangupraja Mandala. Hadir
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pandawa Beach - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger